Sasirangan adalah nama kain adat suku Banjar di Kalimantan
Selatan, yang merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat Kalimantan
Selatan yang diwariskan secara turun temurun. Kain ini oleh masyarakat setempat
digunakan untuk membuat pakaian adat, yaitu pakaian yang digunakan orang-orang
Banjar baik oleh kalangan rakyat biasa maupun keturunan para bangsawan untuk
melaksanakan upacara-upacara adat.
Tidak banyak yang paham bahwa nenek moyang suku Banjar
membuat motifnya berdasarkan khasiatnya untuk menyembuhkan penyakit-penyakit
tertentu. Kain Sasirangan dipercaya mempunyai kekuatan magis yang dapat
digunakan untuk mendukung pengobatan (batatamba), khususnya mengusir roh-roh
jahat. Selain berkhasiat sebagai media penyembuhan, kain ini juga diyakini
dapat menjadi alat ”pelindung” badan dari gangguan makhluk halus. Kain
Sasirangan ini pada mulanya memiliki motif yang berkhasiat untuk menyembuhkan.
Namun kini, motif kainnya lebih sering mengikuti permintaan pasar yang serba
serasi dan beraturan. Corak dan warna Sasirangan juga memiliki keistimewaan
dengan warna atau motif yang tidak persis seragam satu dengan yang lainnya.
Proses pembuatan kain sasirangan ini oleh pengrajinnya
mula-mula dibuatkan gambar pola atau motif pada kain dengan menggunakan pensil,
kemudian dijahit dengan tangan menggunakan teknik tusuk jelujur mengikuti
motif, kemudian diikat dengan tali rafia, dan selanjutnya kain dicelup dalam
rebusan air yang telah diberi campuran warna. Setelah seluruh kain diberi
warna, kemudian kain dicuci bersih, dan jahitannya dilepaskan sehingga terlihat
motif-motif jahitannya. Kain kemudian dijemur dan disetrika, dan telah siap
dipergunakan atau dipasarkan.